Gejala Omicron pada umumnya memang ringan, tapi tingkat penularannya jauh lebih cepat dari varian Delta. Meskipun begitu, bagi lansia dan orang yang belum divaksin serta mengidap komorbid, varian Omicron juga dapat membahayakan bahkan hingga menyebabkan kematian.
Peningkatan Kasus Omicron
Dilansir dari situs Kemenkes, Presiden Jokowi menyatakan bahwa kasus Omicron akan terus meningkat dalam beberapa minggu ke depan. Hal itu disampaikannya dalam keterangan pers pada Jum’at, 28 Januari 2022 silam.
Beliau mengatakan pemerintah telah melakukan banyak persiapan untuk menghadapi lonjakan kasus di beberapa minggu ke depan.
Kasus Omicron di Lebak
Sementara itu Antara News mengabarkan, bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak pada Kamis (10/2), tercatat 9.900 orang positif terindikasi COVID-19 (varian Omicron). 9.014 orang di antaranya dilaporkan sembuh, 672 orang menjalani isolasi mandiri dan menjalani perawatan medis dan 214 orang meninggal dunia.
Pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kini bertambah 13 orang dari sebelumnya 11 orang, sehingga totalnya menjadi 24 orang.
Semua pasien COVID-19 itu ditangani di Ruangan Anggur, ” kata Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak dr Jauhari Assukri di Lebak, Jumat. Ia menjelaskan kebanyakan pasien COVID-19 yang dirawat inap itu jenis Varian Omicron, namun kondisinya cukup baik dan stabil.
Baca berita selengkapnya di antaranews.com
Sedangkan DetikNews mengabarkan bahwa Pemerintah Kabupaten Lebak kembali membuka rumah isolasi mandiri seiring meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron. Tempat isolasi mandiri itu memanfaatkan kantor BPPS milik Pemprov Banten di Kabupaten Lebak.
Sekretaris Daerah Lebak Budi Santoso mengatakan peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron disebabkan mobilitas masyarakat yang tinggi. Kebanyakan masyarakat Lebak berkerja di wilayah DKI Jakarta atau Tangerang Raya.
“Secara sosial masyarakat kita menyatu, dalam sehari ada 81 jadwal kereta. Kurang lebih 15 ribu orang Maja, Citeras setiap harinya pulang-pergi ke Jakarta dan Tangerang Raya. Belum perjalanan darat lain, seperti mobil pribadi atau bus,” katanya kepada awak media, Senin (31/1/2022).
Baca berita selengkapnya di news.detik.com.
Kenali Gejala Omicron
Seperti nampak pada gambar di atas, secara umum gejala Omicron adalah: Demam, flu, batuk dan sakit tenggorokan. Namun menurut informasi terbaru yang tercatat di aplikasi ZOE Covid mengungkapkan lima ciri-ciri gejala Omicron teratas yang banyak dikeluhkan pasien, di antaranya: sakit kepala, pilek, bersin-bersin, sakit tenggorokan, dan batuk.
Ciri-ciri gejala Omicron
Sakit kepala
Gejala Omicron yang banyak dikeluhkan pasien adalah sakit kepala. Sakit kepala diketahui merupakan salah satu gejala yang paling umum akibat infeksi Covid-19. Riset tersebut juga menunjukkan sakit kepala akibat virus corona yang dirasakan pasien mulai dari: Nyeri atau sakit kepala sedang hingga berat kepala terasa berdenyut, menekan, atau menusuk. Sakit kepala dapat terjadi di kedua sisi kepala Sakit kepala berlangsung selama lebih dari tiga hari dan tidak mampu diobati dengan obat penghilang rasa sakit biasa
Pilek
Selama musim dingin di Inggris, pilek menjadi gejala Covid-19 kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala. Setidaknya hampir 60 persen orang yang positif Covid-19 dengan gejala anosmia juga mengeluhkan pilek. Para peneliti menggarisbawahi saat tingkat infeksi rendah, kemungkinan besar pilek bukan disebabkan oleh virus corona, tetapi alergi.
Bersin-bersin
Ciri-ciri gejala Omicron yang ditemukan oleh tim peneliti selanjutnya adalah bersin-bersin. Gejala ini, kata mereka, bahkan terjadi pada orang yang sudah divaksinasi Covid-19. Di sisi lain, tim menjelaskan bersin tidak selalu mengindikasikan infeksi varian Omicron tetapi bisa menandakan alergi maupun pilek biasa. “Meskipun banyak orang dengan Covid mungkin (bergejala) bersin-bersin, itu bukan gejala yang pasti karena bersin sangat umum,” tulis para peneliti.
Sakit tenggorokan
Banyak pasien Omicron melaporkan bahwa mereka menderita sakit tenggorokan yang kerap dialami saat pilek maupun radang tenggorokan. Studi ZOE Covid mencatat, gejala sakit tenggorokan akibat infeksi Covid-19 cenderung ringan dan berlangsung kurang dari lima hari. Apabila sakit tenggorokan sangat menyakitkan, peneliti berkata mungkin menandakan kondisi kesehatan lainnya, untuk itu Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Berdasarkan data yang terkumpul, hampir setengah dari pasien Covid-19 mengalami sakit tenggorokan yang banyak terjadi pada usia 18 sampai 65 tahun.
Batuk
Batuk terus-menerus umumnya menandakan gejala Covid-19. akan tetapi, studi ini menunjukkan hanya sekitar empat dari 10 pasien yang merasakan batuk-batuk. Adapun gejala batuk yang berkaitan dengan infeksi Covid-19 biasanya batuk kering, bukan batuk berdahak.
Gejala ini juga bisa berlangsung sekitar empat atau lima hari bergantung pada derajat penyakit. Apabila Anda mengalami batuk dan dibarengi dengan gejala Covid-19 lainnya, segera lakukan tes PCR maupun rapid test antigen.
“Jika Anda memiliki gejala infeksi pernapasan, Anda harus tetap di rumah untuk mencegah penularan dan melakukan tes (PCR atau rapid test). Mendiagnosis sendiri bisa menyebabkan kasus Covid melonjak lagi,” ujar profesor bidang microbial evolutionary genomics di University of Birmingham, Alan McNally.
Sumber: kompas.com.
Penanganan Kasus Omicron
Perbaikan berbagai sarana prasarana fasilitas kesehatan disesuaikan dengan karakter varian omicron yang berbeda dengan sebelumnya. Dan itu membutuhkan penanganan yang berbeda pula salah satunya dengan menyediakan layanan telemedisin,” kata Presiden.
“Semua kasus Omicron membutuhkan layanan kesehatan. Namun karena gejala omicron tidak membahayakan, maka yang paling penting meminimalkan kontak dengan orang lain,” lanjut Presiden Jokowi.
Ketika hasil tes PCR positif tanpa ada gejala omicron, maka pasien dapat melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. Bila ada gejala batuk, pilek, demam pasien bisa mengakses layanan telemedisin.
Dengan demikian fasilitas kesehatan dapat lebih fokus menangani pasien dengan gejala berat maupun pasien dengan penyakit lain yang membutuhkan layanan intensif.
“Saya minta laksanakan selalu protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu. Saya mengajak masyarakat menjaga kesehatan diri masing-masing sebaik-baiknya untuk meningkatkan imunitas,” ucap Presiden.
Perbedaan Omicron
Perlu diketahui, perbedaan utama Omicron dengan varian lain adalah penularan lebih cepat dan banyak. Namun tingkat perawatan dan tingkat keparahan kasus varian Omicron lebih rendah. Lebih banyak orang yang terpapar Omicron dirawat di rumah atau Isoman. Jadi dalam waktu singkat akan terjadi kenaikan jumlah kasus yang signifikan.
Strategi Hadapi Omicron
Pemerintah melakukan strategi berbeda antara menghadapi Omicron dengan Delta. Dalam menghadapai varian Delta pemerintah memfokuskan pada penyediaan kapasitas RS yang tinggi, sementara dalam menghadapi Omicron Pemerintah memfokuskan pada Isoman disertai layanan telemedisin.
Pasien Omicron cenderung bisa sembuh tanpa harus dirawat di rumah sakit karena sejauh ini kebanyakan pasien Omicron mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, dan demam.
Pemerintah selalu waspada dalam menghadapi varian Omicron dengan mempersiapkan tempat tidur isolasi yang sudah siap pakai berjumlah 70.641. Kapasitas nasional tempat tidur isolasi sebanyak 120 ribu sampai 130 ribu.
Jumlah Pasien Omicron
Total pasien yang terkena Omicron ada 1.988, sebanyak 765 di antaranya sudah sembuh. Total pasien Omicron yang dirawat di RS ada 854 orang. Dari 854 pasien yang dirawat, sebanyak 461 asimtomatik, bergejala ringan 334, bergejala sedang 54 orang dan hanya 5 orang bergejala berat.
Terapi oksigen yang diberikan terhadap pasien yang dirawat yakni sebanyak 54 pasien mendapatkan nasal kanul, 1 simple mask, HFNC 1, ventilator 3, dan selebihnya tanpa terapi oksigen sebanyak 795.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat bahwa transmisi lokal Omicron pasti terjadi.
”Belum bisa diprediksi puncak kasus gelombang ketiga di Indonesia hingga berapa kasus per hari. Berdasarkan data dari negara lain, puncak kasus antara 1x hingga 5x dibandingkan varian Delta,” tambah Menkes.
Himbauan Pemerintah
Menkes mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Yang paling penting selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi. Tapi kalau pun tertular tidak usah panik yang penting disiplin isolasi mandiri dan minum vitamin. Jika ada gejala ringan minum obat. Kasus Omicron yang perlu ke rumah sakit adalah Lansia atau yang memiliki komorbid.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2).
Sumber: kemenkes.go.id