“Kalau bisa beli rumah ngapain ngontrak? Mending punya rumah sendiri walau kecil, daripada harus ngontrak.” Pernyataan tersebut dilontarkan salah generasi milenial yang telah berhasil membeli rumah di tengah-tengah banyaknya godaan untuk berfoya-foya menghabiskan uangnya.
Erista Kurnia Putri mampu merealisasikan mimpinya memiliki rumah pada usia 24 tahun. Dirinya sadar betul bahwa harga rumah pada masa depan akan terus melonjak, tanpa kenaikan pendapatan sepadan.
Kenapa Pilih Permata Mutiara Maja?
Ceritanya berawal sewaktu dia lulus kuliah September 2015 silam. Pada waktu itu, Erista bekerja sebagai staf legal pada sebuah perusahaan di bilangan Alam Sutera, Tangerang, atas ajakan pacarnya untuk mencari rumah.
“Kami mencari mulai dari Bintaro, BSD City, Pamulang, dan sekitarnya. Ternyata harga rumah di sana mahal-mahal. Akhirnya kami ditawari untuk beli rumah di sekitar tempat tinggal,” tutur Erista kepada KompasProperti, Senin(27/3/2017).
Setelah mencari ke berbagai tempat, Erista memutuskan membeli rumah subsidi di wilayah Maja, yaitu Permata Mutiara Maja. Harganya pada waktu hanya Rp 116,5 juta.
DP Bisa Dicicil
Keputusannya untuk membeli rumah tersebut tidaklah sulit. Pasalnya, Erista punya obsesi penghasilannya per bulan menjadi aset masa depan.
“Kalau nggak beli sekarang pasti susah belinya. Karena harga properti makin naik,” tambahnya.
Erista kemudian membayar uang muka atau down payment (DP) rumah dengan luas bangunan 22 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi tersebut senilai Rp 15,225 juta. Dia pun mencicil DP sebanyak enam kali.
Cicilan Ringan
Cicilan berikutnya melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BTN dengan besaran Rp 713.000 per bulan selama 20 tahun. Jumlah itu menurut Erista tak memberatkan, masih sesuai pendapatan berkategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau dalam rentang Rp 4 juta hingga Rp 7 juta.
“Saya sangat terbantu dengan adanya rumah subsidi yang memberikan keringanan buat MBR,” imbuh dia.
Jika melihat kondisi saat ini, rumah-rumah yang terjangkau generasi milenial kelahiran 1981-1994 berada sekitar wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta seperti Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang.
Maja sendiri memang menjadi salah lokasi pembangunan rumah bersubsidi. Selain itu, pamornya juga tengah menanjak karena bakal berkembang sebagai kota layaknya BSD City. Proyek pengembangan kota Maja merupakan kolaborasi antara Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Selain itu, dengan kereta commuter line waktu tempuhnya cuma 90 menit dari Jakarta. Akses lain berupa jalan tol juga menjadi infrastruktur penunjang Maja.
Nah, jadi betul juga ya kan? Kalau bisa beli rumah, ngapain ngontak? Iya kan? Iya dong..